Pada masa ini, sosok influencer bisa dibilang berperan besar dalam meningkatkan penjualan produk tertentu. Untuk menghandle komunitas influencer tersebut diperlukan seorang ahli khusus yang memiliki skill dan kompetensi untuk posisi community development.
Namun apa sebenarnya yang dimaksud dengan community development ini? dan mengapa perusahaan harus mempekerjakan ahli tersebut? Untuk lebih jelasnya, bisa Anda simak penjelasan di bawah ini!
Apa Itu Community Development? dan Apa Saja Skill dan Kompetensi untuk Posisi Community Development?
Pada mulanya, community development diartikan sebagai sebuah upaya untuk mengumpulkan orang-orang dalam suatu komunitas. Tujuannya tidak lain adalah untuk mencari solusi terbaik dalam menyelesaikan sejumlah masalah yang terjadi dalam komunitas tersebut.
Lebih jauh lagi, dengan adanya community development tersebut, diharapkan bisa menambah pengetahuan dan skill tertentu yang berguna untuk kemajuan sebuah komunitas tersebut. Hal ini dikarenakan, selain difokuskan pada pemecahan suatu masalah. Dalam community development ini juga biasanya akan diberikan sejumlah pelatihan mengenai skill-skill tertentu.
Pada umumnya, community development ini biasanya diadakan dengan adanya dukungan pemerintah setempat, yang dilakukan di beberapa komunitas masyarakat. Seperti masyarakat pedesaan, masyarakat yang berada di pemukiman padat, dan yang lainnya.
Lalu bagaimana dengan community development yang berkaitan dengan Key Opinion Leader (KOL), media dan event? Meskipun kedua jenis community development tersebut dilakukan sebagai sebuah upaya untuk menghimpun dan menghandle sebuah komunitas.
Namun nyatanya community development yang berkaitan dengan KOL, media dan event tersebut jelas berbeda dengan community development pada umumnya. Dimana dalam perusahaan dengan spesifikasi KOL, media dan event ini biasanya akan mempekerjakan seorang ahli community development yang memiliki skill dan keterampilan untuk posisi community development untuk tujuan menghandle komunitas influencer.
Ikuti Kelas Online Codemi Learning Hub disini!
KOL sendiri merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut seseorang yang ahli dalam bidang tertentu. Dimana jika mereka mengeluarkan pendapat/opini, pendapat/opininya tersebut bisa mudah didengar oleh pihak lain.
Jika dalam kehidupan sehari-hari, KOL ini diibaratkan sebagai seorang influencer. Pertanyaannya kini adalah, mengapa community development ini bertugas untuk menghandle influencer, dan bukan komunitas yang lainnya?
Karena sebagaimana diketahui, peran influencer dewasa ini bisa dibilang cukup dominan dalam mempromosikan sebuah produk/jasa, yang bisa menaikkan penjualan produk/jasa tersebut. Tentunya hal ini karena berkaitan dengan perannya sebagai Key Opinion Leader (KOL), yang mana setiap pendapat yang dikemukakannya bisa dengan mudah didengar orang lain/masyarakat.
Meskipun memang, kerjasama yang dilakukan dengan influencer tersebut bisa dibilang mudah. Namun nyatanya, agar influencer tersebut bisa mempromosikan produk/jasa yang sesuai dengan keinginan perusahaan, maka tentunya, perusahaan perlu membuat sebuah SOP terlebih dahulu.
Belum lagi, untuk melakukan pengawasan terhadap kinerja influencer tersebut membutuhkan seseorang yang khusus menangani hal itu. Dengan alasan itulah, maka perusahaan hendaknya merekrut seorang ahli community development.
Dimana syarat utama untuk menjadi ahli community development ini tak lain yaitu dituntut untuk memiliki skill dan kompetensi untuk posisi community development pada umumnya. Khususnya yang berkaitan dengan pengelolaan dan pembuatan SOP untuk influencer yang menjadi mitra perusahaan.
Peran dan Tugas Ahli Community Development
Dari pembahasan diatas kiranya Anda kini telah mengetahui sedikit gambaran mengenai apa itu community development yang ada dalam perusahaan, yang berkaitan dengan KOL, media dan event. Namun mungkin saja, ada diantara Anda yang kemudian bertanya-tanya mengenai apa sebenarnya peran dan tugas dari ahli community development ini.
Secara garis besar, peran dan tugas community development dalam sebuah perusahaan antara lain:
1. Melakukan Riset Mengenai Influencer yang Akan Diajak Kerjasama
Sebelum menjalin kerjasama dengan influencer, seorang ahli community development biasanya akan melakukan riset mengenai mana saja influencer yang bisa diajak kerjasama. Hal ini penting dilakukan mengingat hal tersebut mungkin saja akan berdampak besar bagi penjualan produk/jasa nantinya.
Riset yang dimaksud biasanya meliputi:
- Jumlah follower yang dimiliki influencer
- Produk/jasa apa saja yang sering di-review oleh influencer
- Kecakapan ataupun kemampuan influencer tersebut dalam me-review produk/jasa
- Pengaruh influencer terhadap produk/jasa yang dipromosikannya
- Karakteristik dan attitude (perilaku) dari influencer, dan yang lainnya
2. Menjalin Kerjasama dengan Influencer
Setelah melakukan riset influencer, maka kini seorang ahli community development bisa memilih influencer yang memenuhi karakteristik yang diinginkan perusahaan, serta melakukan kerjasama dengannya.
Untuk penandatangan kontrak dan pembayaran fee biasanya akan ditangani oleh ahli community development yang memiliki skill dan kompetensi untuk posisi community development. Khususnya bagi ahli community development yang berkaitan dengan KOL, media maupun event.
3. Memberikan SOP Kepada Influencer
Tugas lainnya yang dilakukan ahli community development yaitu membuat dan memberikan SOP kepada influencer yang terpilih. Dalam arti, influencer yang dipilih oleh ahli community development untuk mereview dan mempromosikan produk/jasa dari perusahaan tempat ahli community development tersebut bekerja. Dengan adanya SOP ini, diharapkan influencer bisa bekerja sesuai dengan keinginan perusahaan.
4. Melakukan Champaign Produk/Jasa
Selain tugas-tugas di atas, tugas dari ahli community development yang memiliki skill dan kompetensi untuk posisi community development lainnya yaitu melakukan champaign mengenai produk/jasa yang dijual.
Tentunya champaign yang dimaksud dilakukan bersama-sama dengan influencer. Oleh karena itu, penting kiranya bagi seorang ahli community development untuk memilih influencer yang memiliki visi dan misi yang sama. Khususnya dalam mempromosikan suatu produk/jasa.
5. Melakukan Pengawasan
Tugas lainnya yang tak kalah penting dari tugas-tugas di atas yaitu melakukan pengawasan terhadap kinerja influencer. Oleh karena itu, penting kiranya bagi ahli community development untuk memahami penggunaan sosial media, marketplace ataupun platform lainnya yang biasa digunakan oleh influencer dalam mempromosikan suatu produk/jasa.
6. Melakukan Evaluasi
Tahap terakhir yang perlu dilakukan ahli community development dalam mengelola dan menghandle komunitas influencer adalah melakukan evaluasi terhadap kinerja influencer. Dengan melakukan tahapan ini, memungkinkan ahli community development tersebut bisa mengambil keputusan, apakah akan menggunakan lagi jasa influencer tersebut, ataukah tidak.
Rekomendasi Skill dan Kompetensi untuk Posisi Community Development
Bagi Anda yang tertarik dengan profesi community development, ada baiknya Anda mempersiapkan diri terlebih dahulu dengan menguasai sejumlah skill dan kompetensi berikut ini. Antara lain:
1. Kemampuan untuk Menganalisa
Skill dan kompetensi untuk posisi community development yang pertama yaitu kemampuan untuk menganalisa. Dimana kemampuan ini bisa diterapkan oleh seorang ahli community development saat melakukan riset influencer.
Dalam arti, saat melakukan riset influencer ini, seorang ahli community development hendaknya bisa melakukan analisa mengenai apa yang dibutuhkan pelanggan saat ini, influencer mana yang sesuai dengan keinginan perusahaan, melakukan analisa mengenai target pelanggan yang akan dituju, dan yang lainnya.
2. Memahami Dunia Influencer
Sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan influencer, ada baiknya seorang ahli community development bisa memahami dunia influencer tersebut lebih dahulu. Dengan demikian, Anda bisa mengetahui mengenai konten apa yang sedang trending di masa ini, influencer mana yang tengah populer sekarang ini, berapa rate fee untuk setiap influencer, dan yang lainnya.
Bukan hanya itu saja, dengan memahami dunia influencer, Anda sebagai ahli yang memiliki skill dan kompetensi untuk posisi community development juga bisa mengetahui mengenai teknologi dan platform apa saja yang biasa digunakan influencer.
Misalnya, penggunaan media sosial, marketplace, e-commerce, ataupun platform digital lainnya. Dengan demikian, Anda selaku ahli community development bisa lebih mudah dalam memantau dan melakukan evaluasi terhadap kinerja influencer yang bekerjasama dengan Anda.
3. Memiliki Kemampuan dalam Membangun Relasi (Networking)
Penting kiranya bagi seorang ahli community development untuk bisa membangun relasi dengan pihak lain, khususnya dengan para influencer. Hal ini dikarenakan, dalam membuat sebuah project, Anda mungkin akan bekerjasama dengan lebih dari 1 influencer.
Oleh karena itu, penting kiranya bagi Anda agar bisa memiliki kemampuan untuk membangun relasi dengan baik. Sehingga proses kerjasama antara perusahaan dengan para influencer tersebut bisa terjalin dengan baik.
Baca Juga: Membangun Kepercayaan di Tempat Kerja
4. Kemampuan dalam Menyelesaikan Sebuah Project
Selain memiliki skill dan kompetensi untuk posisi community development pada umumnya, seorang ahli community development juga dituntut untuk bisa menyelesaikan setiap project yang menjadi tanggung jawabnya.
Dengan demikian, bisa diartikan, bahwa selain sejumlah skill yang telah disebutkan di atas, skill dan kompetensi lainnya yang wajib dikuasai ahli community development lainnya yaitu kemampuan untuk menyelesaikan sebuah project.
5. Kemampuan untuk Bekerjasama
Karena seperti diketahui, dalam kesehariannya, seorang ahli community development akan berhubungan dengan para influencer. Maka tentunya, diperlukan kemampuan untuk bisa bekerjasama dan juga kemampuan untuk bekerja dalam sebuah tim. Bilamana Anda ingin bekerja sebagai community development tersebut.
6. Kreatif
Seorang ahli community development hendaknya bisa menjadi pribadi yang kreatif. Dalam arti, untuk menyelesaikan setiap project, seorang ahli community development hendaknya bisa memikirkan ide dan juga inovasi baru.
Tentunya ide dan juga inovasi baru yang diciptakan tersebut merupakan ide/inovasi baru yang berguna untuk kemajuan sebuah produk/jasa yang ditawarkan. Lebih jauh lagi, ide dan inovasi baru tersebut diharapkan bisa menyelesaikan setiap project, yang sesuai dengan keinginan perusahaan.
7. Kemampuan untuk Bernegosiasi
Sebagai seorang community development, Anda dituntut untuk bisa bernegosiasi. Khususnya yang dilakukan dengan para influencer, dan beberapa pihak lainnya. Skill dan kompetensi untuk posisi community development tersebut dibutuhkan untuk menemukan kesepakatan antara perusahaan yang diwakili oleh ahli community development, dengan influencer selaku mitra kerja perusahaan.
Baca Juga: Keterampilan Negosiasi Penjualan
8. Kemampuan untuk Mengelola Waktu (Time Management)
Bagi perusahaan kecil, melakukan kerjasama dengan 1 influencer sudah bisa dikatakan cukup. Namun bagaimana dengan perusahaan dengan skala besar? Tentunya dibutuhkan banyak influencer untuk mempromosikan berbagai produk/jasa yang dibuat perusahaan. Dengan demikian, tugas dari seorang ahli community development ini juga akan bertambah.
Dimana untuk mengelola banyak influencer tersebut, tentunya dibutuhkan time management yang baik. Dalam arti, untuk mengelola dan menghandle banyak influencer, seorang ahli community development membutuhkan skill dan kompetensi untuk mengelola waktu dengan baik (time management).
9. Kemampuan Multitasking
Bukan hanya sekedar pintar membagi waktu saja, seorang ahli community development juga dituntut untuk bisa memiliki kemampuan multitasking. Dalam arti, untuk mengelola banyak influencer tersebut, menuntut seorang ahli community development memiliki kemampuan untuk melakukan banyak pekerjaan secara sekaligus, dan dalam waktu yang bersamaan (multitasking).
Itu dia beberapa skill dan kompetensi untuk posisi community development di bidang KOL, media dan juga event. Meskipun sekilas sama, namun ternyata, community development di bidang tersebut memiliki tugas dan peran yang jauh berbeda dengan community development pada umumnya.
Leave Comment
Your email address will not be published, Required fields are marked