Rekomendasi Skill dan Kompetensi untuk Posisi Admin E-Commerce

Seseorang yang bekerja sebagai admin e-commerce tentunya membutuhkan rekomendasi skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce yang mungkin berbeda dengan admin lainnya. Meskipun keduanya merupakan bekerja sebagai admin.

Untuk mengetahui mengenai skill dan kompetensi yang diperlukan oleh admin e-commerce ini, sebelumnya Anda perlu mengenai apa itu e-commerce. Barulah Anda bisa mencari tahu mengenai skill dan kompetensi apa yang dibutuhkan, bilamana Anda ingin bekerja di posisi/bagian tersebut.

Pengertian E-Commerce dan Rekomendasi Skill dan Kompetensi untuk Posisi Admin E-Commerce

Untuk tahu mengenai skill dan kompetensi apa saja yang dibutuhkan oleh admin e-commerce, maka Anda perlu memahami apa itu e-commerce.

Dari namanya, e-commerce merupakan gabungan dari 2 kata, yaitu kata “electronic” dan juga kata “commerce”, jika digabungkan menjadi “electronic commerce”. Dimana pengertian dari istilah tersebut mengacu kepada semua jenis perdagangan yang dilakukan melalui elektronik.

Dengan kata lain, e-commerce merupakan salahsatu jenis perdagangan yang dilakukan dengan memanfaatkan media elektronik dan internet (dilakukan secara online). Beberapa media yang bisa digunakan untuk e-commerce ini antara komputer/PC/laptop, dan juga gadget/smartphone.

Dalam pelaksanaannya, bisnis e-commerce ini biasanya dikelola oleh admin commerce yang tentunya memiliki skill dan kompetensi yang berbeda dengan admin pada umumnya.

Untuk mengetahui mengenai sejumlah skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce ini, Anda diharuskan untuk mengetahui tugas dan tanggungjawab dari seorang admin e-commerce tersebut. Barulah nantinya, Anda bisa mendapatkan gambaran mengenai skill dan kompetensi dari admin e-commerce ini. 

Apa saja tugas dari seorang admin e-commerce ini? Diantaranya:

  • Melakukan analisa mengenai produk yang dijual di e-commerce
  • Mempersiapkan materi mengenai produk tersebut, agar memudahkan Anda saat melakukan  promosi
  • Bisa membuat konten di website maupun di media sosial, sekaligus bisa mengelola website dan media sosial tersebut, serta
  • Membuat laporan penjualan

Jenis-Jenis E-Commerce dan Perbedaannya dengan Marketplace

Hingga kini, banyak yang berpendapat bahwa e-commerce dan juga marketplace adalah sama. Namun sebenarnya tidaklah demikian. Karena secara spesifik, marketplace adalah bagian dari e-commerce, namun tidak semua e-commerce merupakan marketplace.

Sehingga ada beberapa skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce yang mungkin akan sedikit berbeda dengan skill yang harus dimiliki oleh seorang admin marketplace. Beberapa contoh dari marketplace ini antara Shopee, Lazada, Blibli, Tokopedia, Bukalapak, dan sebagainya.

Lalu bagaimana dengan e-commerce? Berbeda dengan marketplace, e-commerce dibedakan berdasarkan jenis-jenisnya. Dimana mungkin saja, hal tersebut akan mempengaruhi setiap skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce dari masing-masing jenis e-commerce yang dilakukan. 

Sebagai pengetahuan bagi Anda, di bawah ini akan diberikan daftar dan sedikit penjelasan mengenai jenis-jenis dari e-commerce. Antara lain:

1. Business to Business (B2B)

Jenis e-commerce yang pertama dikenal dengan e-commerce Business to Business, atau yang sering disebut juga dengan B2B. Dimana jenis perdagangan elektronik yang satu ini dilakukan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya.

Baca Juga: Disiplin Penjualan B2B

Karena dilakukan antar perusahaan, maka tentunya jumlah produk yang dijual juga terbilang banyak. Terutama jika dibandingkan dengan jumlah/kuantitas produk yang dijual pada e-commerce dengan jenis yang lainnya. 

Dengan kata lain, seorang admin e-commerce untuk jenis B2B ini hendaknya memiliki skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce yang berkaitan dengan penjualan produk dalam kuantitas besar/banyak, dan tidak hanya ditekankan pada jenis produknya saja.

2. Business to Commerce (B2C)

Selain B2B, jenis e-commerce lainnya yang pastinya sering Anda lihat dalam kehidupan sehari-hari, yaitu penjualan dengan konsep Business to Commerce (B2C). Dimana dalam e-commerce jenis ini, produsen akan menawarkan produk secara langsung kepada konsumen. 

Hanya saja, berbeda dengan proses penjualan konvensional, untuk e-commerce B2C ini, produsen akan menawarkan dan menjual produk yang dibuatnya kepada konsumen via elektronik, yang dilakukan dengan memanfaatkan jaringan internet (online).

3. Consumer to Consumer (C2C)

Berbeda dengan kedua jenis e-commerce diatas yang melibatkan perusahaan/produsen dalam melakukan proses perdagangan elektronik. Maka untuk jenis Consumer to Consumer (C2C) ini, proses e-commerce yang dilakukan hanya melibatkan konsumen saja.

Dalam arti, konsumen yang satu bisa menjual produknya secara online (elektronik) kepada konsumen lainnya. Untuk memudahkan proses e-commerce yang dilakukan, maka diperlukan platform/website khusus, yang bisa mempertemukan antar konsumen/pelanggan tersebut.

Dimana hal ini, mau tak mau, akan melibatkan seorang ataupun beberapa admin, yang tentunya memiliki skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce. Salah satu contoh platform yang dimaksud yaitu OLX, yang mempertemukan konsumen dan beberapa konsumen lainnya, untuk melakukan perdagangan elektronik (e-commerce).

4. Consumer to Business (C2B)

Bisa dibilang, jenis e-commerce yang satu ini merupakan kebalikan dari B2C. Dimana jika dalam B2C, proses e-commerce ini dilakukan produsen/perusahaan kepada konsumen. maka dalam Consumer to Business (C2B) ini, konsumen lah yang melakukan penjualan, dengan target penjualan yang tak lain adalah perusahaan.

Sebagai contoh dari konsep/jenis e-commerce ini yaitu, konsumen menyediakan produk/barang yang dibutuhkan oleh perusahaan. Sementara keuntungan yang diperoleh konsumen ini misalnya, perusahaan tersebut melakukan pembayaran secara langsung, mendapatkan produk lainnya secara gratis, dan yang lainnya.

Rekomendasi Skill dan Kompetensi untuk Posisi Admin E-Commerce

Dengan menyimak penjelasan diatas, setidaknya Anda kini telah memiliki sedikit pengetahuan mengenai jenis-jenis e-commerce . Lalu bagaimana dengan skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce untuk ke-4 jenis tersebut? Apakah semua admin dari ke-4 jenis e-commerce tersebut memiliki skill dan kompetensi yang sama?

Meskipun mungkin ada sedikit perbedaan, namun secara keseluruhan, skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce dari setiap jenis e-commerce tersebut bisa dikatakan hampir sama. Beberapa skill dan kompetensi yang dimaksud antara lain:

1. Kemampuan Berkomunikasi

Pada umumnya, admin e-commerce akan melakukan penawaran dan penjualan produk kepada perusahaan/konsumen melalui online. Baik itu posisi Anda sebagai admin e-commerce B2B, B2C, C2C, maupun C2B. Dengan kata lain, untuk meyakinkan calon pembeli, Anda tentunya dituntut untuk bisa berkomunikasi dengan baik. 

Dengan demikian, skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce ini salah satunya yaitu kemampuan untuk berkomunikasi. Khususnya kemampuan untuk berbicara/berkomunikasi, yang bertujuan untuk membuat orang/pihak lain, bisa tertarik untuk membeli produk yang dijual.

2. Kemampuan untuk Melakukan Promosi

Meskipun mungkin Anda memiliki kemampuan untuk berkomunikasi, namun hal ini tidak bisa dijadikan patokan, bilamana Anda tidak bisa meyakinkan orang lain/pihak lain untuk membeli produk yang Anda jual.

Dengan kata lain, selain diharuskan untuk memiliki skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce yang berkaitan dengan kemampuan untuk berkomunikasi, admin e-commerce juga dituntut untuk memiliki kemampuan untuk menawarkan produk yang dijual (promosi).

Dalam arti, sebagai admin e-commerce, Anda dituntut bukan hanya bisa menawarkan produk saja, namun juga mencari cara untuk bisa meyakinkan pihak lain, agar mereka mau membeli produk dari Anda. Oleh karena itulah, sebelum menjadi admin e-commerce ini, ada baiknya Anda bisa mempelajari teknik-teknik promosi yang tepat.

3. Memiliki Kemampuan dalam Membuat Konten dan Mengelola Website/Media Sosial

Karena e-commerce dilakukan secara online, maka sebagai admin e-commerce, Anda harus terbiasa menggunakan beberapa media sosial maupun website. Baik itu dalam menawarkan produk, memproses pesanan, maupun sekedar untuk menanggapi keluhan dari pelanggan/konsumen.

Bukan hanya itu saja, karena produk-produk e-commerce ini ditawarkan dan dijual melalui media sosial, website, maupun platform lainnya, maka Anda perlu menguasai skill untuk membuat konten-konten menarik, yang bisa menggunggah pembaca ataupun yang menonton konten tersebut, agar mau membeli produk yang dijual. 

Selain itu, agar Anda bisa cepat merespon semua keluhan dari para pelanggan, ataupun mengupdate konten secara berkala, maka Anda perlu mengelola sendiri website yang dibuat untuk tujuan e-commerce tersebut.

4. Memahami Sistem Transaksi Online

Selain bisa mengelola website e-commerce, Anda yang bekerja sebagai admin e-commerce juga  dituntut untuk bisa memahami mengenai sistem transaksi online. Baik itu mengenai proses pembayaran, pengemasan dan pengiriman produk, cek resi dan invoice, hingga cara pendataan produk yang tersedia (stok).

5. Memiliki Skill dalam Membuat Laporan

Rekomendasi skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce lainnya yang perlu Anda kuasai yaitu kemampuan untuk membuat laporan. Baik itu laporan mingguan, bulanan, maupun laporan tahunan.

6. Bisa Menjadi Pendengar Sekaligus Sebagai Pemecah Masalah

Menjadi admin e-commerce, Anda bukan hanya diharuskan untuk melakukan perdagangan elektronik saja, namun juga bisa menjadi seseorang yang bisa menanggapi keluhan dari para pelanggan e-commerce.

Baca Juga: Pemecahan Masalah yang Efektif

Dengan kata lain, selain skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce pada poin-poin diatas, skill lainnya yang perlu Anda kuasai yaitu yang berkaitan dengan sisi emosional/psikologi. Dimana Anda dituntut untuk bisa mendengarkan, sekaligus berempati.

Tak hanya itu saja, Anda juga dituntut untuk bisa menjadi seseorang yang bisa memecahkan masalah yang dihadapi konsumen/pelanggan. Dalam arti, saat pelanggan Anda mengajukan keluhan/keberatan atas produk/layanan yang mereka terima, maka Anda bisa memberikan solusi terbaik, yang bisa mengurangi kekesalan/kekecewaan pelanggan.

7. Terbiasa Berperilaku Jujur dan Sopan

Meskipun mungkin Anda melakukan e-commerce secara online. Dalam arti, Anda tidak bisa bertatap muka dengan pelanggan secara langsung. Namun bukan berarti, Anda bisa bertindak sesuka hati Anda. 

Dengan kata lain, meskipun Anda menanggapi keluhan pelanggan tersebut secara tertulis dalam pesan teks, bukan berarti Anda bisa berbicara kasar. Karena, Anda bukan hanya akan menyakiti pelanggan, namun Anda akan memberikan citra buruk bagi perusahaan e-commerce, tempat Anda bekerja.

Lebih jauh lagi, Anda mungkin akan terkena sanksi ITE, karena telah berlaku buruk dan melakukan perlakukan yang kurang menyenangkan di media sosial, maupun platform online lainnya. Untuk itu, usahakan agar Anda bisa berlaku sopan, dalam merespon setiap keluhan yang diberikan oleh para pelanggan e-commerce.

Bukan hanya itu, kompetensi untuk posisi admin e-commerce lainnya yang tak kalah penting adalah untuk selalu bersikap jujur. Anda dituntut untuk selalu berkata jujur, bilamana ada pelanggan yang menanyakan mengenai stok produk yang dijual, mengapa terjadi keterlambatan pengiriman, ataupun saat pelanggan memberikan informasi bahwa produk yang mereka terima, ternyata ditemukan kerusakan (cacat produk).
Dari penjelasan diatas, kiranya kini Anda bisa mengetahui, bahwa rekomendasi skill dan kompetensi untuk posisi admin e-commerce ini tidak hanya berkaitan dengan kemampuan fisik saja, namun juga yang berkaitan dengan sisi emosional (psikologis).

Berlangganan Newsletter

Jika anda tertarik mendapatkan update terkait learning management system, silahkan isi form berikut ini.

0 Comment

Leave Comment

Your email address will not be published, Required fields are marked





Related Article

Ada beberapa jenis survei karyawan yang sering digunakan untuk mendapatkan informasi dan umpan balik terhadap perusahaan. Biasanya, survei juga dil

Pengalaman karyawan yang konsisten merupakan aset berharga bagi sebuah organisasi seperti perusahaan. Oleh sebab itu, sangat penting untuk memberik

Unduh Codemi Learning Hub Annual Report 2022

X