Evaluasi pembelajaran yang diadakan oleh suatu perusahaan memiliki fungsi yang sangat penting. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM, sehingga kualitas hasil pekerjaan pun bisa ikut meningkat. Untuk penjelasan lebih lanjut, silahkan simak artikel ini sampai habis.
Evaluasi Pembelajaran Menurut Para Ahli
Ada banyak sekali definisi mengenai evaluasi sistem pembelajaran yang perlu diketahui. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
- Definisi Evaluasi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata evaluasi memiliki arti menilai atau memberikan penilaian.
Menurut Wrightstone, dkk (1956) yang dimaksud dengan evaluasi adalah suatu kegiatan memperkirakan atau menaksir sesuatu terhadap pertumbuhan dan kemajuannya ke arah aspek-aspek atau tujuan yang sudah ditetapkan.
Sedangkan menurut Jones, evaluasi adalah suatu aktivitas yang didesain untuk menimbang keuntungan yang dihasilkan dari suatu program dalam beberapa spesifikasi kriteria, metode analisis, teknik pengukuran, maupun bentuk rekomendasi.
- Definisi Evaluasi Pembelajaran
Menurut Gronlund (1974), yang dimaksud dengan evaluasi pembelajaran adalah suatu proses yang teratur (sistematis) yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh suatu bentuk pengajaran dapat dicapai oleh karyawan.
Dari beberapa definisi diatas, evaluasi diketahui tersusun atas 3 faktor, diantaranya adalah pengumpulan informasi, pertimbangan dengan kriteria tertentu, dan pengambilan keputusan/tindak lanjut.
Dalam hal ini, evaluasi pembelajaran dapat diartikan secara tidak terbatas. Tak hanya pada lingkungan pelajar, para karyawan perusahaan pun memerlukan evaluasi agar dapat dijadikan acuan dalam peningkatan mutu SDM.
Prinsip Pembelajaran
Agar pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan tepat sasaran, diperlukan suatu komitmen yang kuat. Berikut 5 prinsip yang diperlukan dalam evaluasi pembelajaran:
- Kontinuitas
Evaluasi pembelajaran perlu dilakukan secara menerus, bukan hanya dilakukan sekali saja. Hal ini dilakukan untuk mengetahui perkembangan atau tingkat pemahaman karyawan mengenai suatu materi yang diujikan. Maka, pemantauannya pun dilakukan secara kontinyu.
- Objektif
Setelah karyawan mengerjakan proses asesmen, selanjutnya yang dilakukan adalah penilaian hasil. Penilaian hasil harus dilakukan secara objektif, dimana faktor-faktor subjektif yang lebih mengacu pada perasaan harus dikesampingkan.
Jika hasil yang didapat belum mencapai target, maka perlu disampaikan hasil tersebut dengan apa adanya. Penyampaian hasil ini juga biasanya ditambahkan catatan tertentu untuk memotivasi karyawan supaya pada evaluasi selanjutnya, kualitasnya bisa lebih ditingkatkan.
- Kooperatif
Proses evaluasi pembelajaran ini nantinya akan melibatkan banyak pihak, seperti pejabat perusahaan, tim penguji dan penilai, serta peserta evaluasi sendiri. Rangkaian kegiatan ini perlu dilakukan secara kooperatif oleh seluruh elemen.
Kegiatan evaluasi pembelajaran ini terdiri dari beberapa tahap dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar. Oleh karena itu, semua elemen harus bisa berkoordinasi dengan baik agar prosesnya bisa berjalan dengan lancar.
- Komprehensif
Penilaian hasil evaluasi pembelajaran tidak hanya dinilai dari aspek kognitif saja, tetapi aspek lain, yaitu aspek afektif yang juga sama pentingnya. Karena penilaian yang baik dilakukan bukan hanya pada hasil evaluasi saja, tapi juga dinilai sejak proses pembelajaran karyawan di awal.
- Praktis
Prinsip terakhir yang harus ada dalam evaluasi pembelajaran adalah praktis. Praktis di sini maksudnya praktis dalam hal penggunaan waktu, menghemat biaya, serta tenaga.
Pada prinsip ini, penguji diharapkan mampu menyusun instrumen yang mudah dipahami dan digunakan oleh dirinya sendiri, sekaligus penguji lain.
Walaupun segala sesuatunya harus dilakukan secara praktis, tapi diharapkan esensi mengenai evaluasi pembelajaran ini tidak berkurang. Evaluasi yang dilakukan perlu mencapai titik optimal dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
Tujuan Evaluasi Pembelajaran Untuk Karyawan
Evaluasi sistem pembelajaran yang diadakan oleh perusahaan tentunya tidak semata-mata hanya untuk melakukan kegiatan tanpa tujuan. Proses ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman karyawan mengenai materi yang sudah diberikan sebelumnya.
Bagi karyawan sendiri, kegiatan evaluasi pembelajaran ini difungsikan untuk mengukur tingkat pemahaman dan kemajuan belajar karyawan. Dari sini, bisa diberikan motivasi atau dorongan belajar untuk meningkatkan kualitas diri karyawan tersebut.
Selain bagi karyawan, evaluasi pembelajaran ini juga memberikan manfaat bagi tim penguji. Dari proses evaluasi yang dilakukan, tim penguji jadi mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran karyawan.
Selain itu, tim penguji juga bisa menentukan metode yang tepat dan pedoman pembelajaran yang dapat diberikan kepada karyawan.
Perusahaan pun tentunya akan mendapatkan manfaat dari proses evaluasi pembelajaran ini. Dari hasil penilaian evaluasi dan data yang sudah diperoleh, perusahaan bisa memanfaatkannya untuk mengetahui pengetahuan, sikap, dan komitmen karyawan dalam melakukan pekerjaannya.
Selain itu, perusahaan bisa menentukan metode dan perlakuan lain yang diberikan kepada karyawan secara tepat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kualitas SDM yang akan berpengaruh pada kemajuan perusahaan.
Jenis Evaluasi Pembelajaran untuk Karyawan
Beberapa jenis evaluasi diantaranya adalah:
- Goal Oriented
Model evaluasi ini lebih menekankan pada tujuan yang akan dievaluasi. Misalnya, seberapa jauh tujuan/program pembelajaran yang sudah ditentukan dapat dicapai.
Pencapaian tujuan ini ditentukan oleh indikator prestasi belajar, efektivitas metode pembelajaran, dan kualitas layanan seluruh elemen yang terlibat dalam perusahaan.
Hasil evaluasi kemudian dibandingkan dengan target/tujuan telah ditetapkan sebelum program dimulai atau dengan menggunakan kriteria standar.
- Goal Free
Model evaluasi Goal Free atau bebas tujuan ini lebih menitikberatkan pada tercapainya suatu program yang dijalankan, didasarkan pada pihak eksternal yang memiliki kepentingan dengan output program tersebut.
Pada model evaluasi ini, penguji atau evaluator hanya berfokus pada perubahan perilaku sebagai efek dari program yang dijalankan.
- CIPP (Context, Input, Process, and Product)
Model evaluasi pembelajaran CIPP ini lebih berorientasi pada pengambilan keputusan, dimana terbagi ke dalam 4 kegiatan. Beberapa diantaranya adalah evaluasi konteks, evaluasi input, evaluasi proses, dan evaluasi produk.
- Model Kirkpatrick’s
Model evaluasi yang satu ini lebih menitikberatkan evaluasi pada 4 hal, yaitu:
- Reaction: maksudnya adalah untuk mengetahui apakah peserta evaluasi merasa senang terhadap program yang diberikan (ukuran reaksi terhadap program yang dijalankan)
- Learning: mengartikan sesuatu yang dipelajari peserta dalam program tersebut
- Behavior: maksudnya untuk mengetahui apakah ada perubahan perilaku/sikap peserta setelah mempelajari materi dalam program yang dijalankan
- Result: maksudnya adalah untuk mengetahui apakah perubahan sikap peserta dapat mempengaruhi kemajuan perusahaan
- Model Stake
Model evaluasi yang terakhir ini digunakan untuk membandingkan dua hasil pengukuran, antara kondisi sebelum program maupun sesudah program. Atau dapat juga diartikan, apakah suatu program bisa mempengaruhi suatu perusahaan atau tidak, sehingga membutuhkan evaluasi.
Evaluasi pembelajaran bagi karyawan tentunya tidak hanya memberikan keuntungan untuk perusahaan semata, tapi juga bisa memberikan manfaat bagi karyawan itu sendiri. Mengenai metode pembelajaran yang cocok untuk diterapkan, diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih baik.
Leave Comment
Your email address will not be published, Required fields are marked