Dalam istilah pekerjaan sebagai karyawan, ada yang namanya employee burnout, apa artinya? Istilah seperti ini sebenarnya fenomena lama, namun sayangnya masih ada atasan yang tidak peduli atau tidak mau mencari tahu kenapa serta bagaimana mengatasinya.
Jumlah karyawan yang merasa depresi dengan pekerjaannya tidak sedikit, semua bisa terjadi karena berbagai faktor. Kali ini kami akan membahas bagaimana burnout terjadi serta seperti apa cara tepat mengatasinya. Simak penjelasan lengkapnya di sini!
Lalu, Apa Itu Employee Burnout?
Langkah awal yang harus dipahami adalah seperti apa pengertiannya. Secara teori, artinya adalah sebuah kondisi di mana karyawan merasa begitu kelelahan di tempat kerja. Hal ini merupakan fenomena psikologis dan bisa terjadi akibat stress.
Situasi psikologi employee burnout bisa dipicu oleh berbagai hal, diantaranya frustasi, kelelahan, hingga merasa kesepian. Orang-orang yang mengalami burnout biasanya menunjukkan gejala-gejala seperti berikut:
- Mudah kesal
- Sinis
- Depresi
- Melakukan pekerjaan secara tidak sempurna dan cenderung banyak kesalahan
Sebenarnya para karyawan bisa memulihkan psikologisnya sendiri dengan memanfaatkan jatah cuti. Namun, permasalahannya adalah tidak semua posisi pekerja mendapatkan jatah cuti. Contoh, sebelum menjadi karyawan tetap, sepertinya akan susah mengajukan cuti.
Akhirnya, kondisi tersebut membuat para karyawan tetap bekerja di sisa konsentrasinya. Terjadilah employee burnout yang ditandai dengan menurunnya kualitas kerja di kantor. Ketika kinerja berkurang maka sebenarnya kerugian sedang dirasakan oleh perusahaan.
Kondisi seperti ini seharusnya menjadi fokus para atasan dan HR untuk dicarikan solusi terbaik. Karena para pekerja itu merupakan aset penting, di mana ketika mereka merasa tidak lagi bisa maksimal, maka alur perusahaan akan terganggu dalam berbagai aspek.
Baca Juga: Burnout: Penghambat Performansi Kerja yang Harus Ditangani
Inilah Alasan Pekerja Mengalami Burnout
Atasan dan HR dapat mengatasi permasalahan satu ini secara tepat ketika tahu apa penyebab terjadinya fenomena gangguan psikologis kepada para pekerja. Terdapat berbagai alasan kenapa burnout bisa terjadi, diantaranya:
- Tekanan di Tempat Kerja
Adanya tekanan di tempat kerja dapat memicu terjadinya employee burnout dalam berbagai tingkatan. Faktor tekanan ini bisa datang dari berbagai hal, dari atasan, klien, bahkan juga tuntutan untuk menghasilkan uang agar bisa memenuhi kebutuhan orang lain.
- Perlakuan Tidak Adil
Poin nomor dua ini harus menjadi perhatian penting karena terkadang sebagai atasan tidak sadar telah berlaku tidak adil. Sementara sebagai karyawan, sedikit saja merasa dianaktirikan akan berdampak sekali terhadap kinerja yang akhirnya membuat perusahaan merugi.
- Kurang Peran Khusus
Peran khusus ini maksudnya tugas dan tanggung jawab jabatan. Seharusnya sejak awal HR merincikan apa saja tugas serta tanggung jawab dalam setiap posisi. Hal ini berguna untuk menjadi pedoman ketika tidak ada atasan, karyawan tahu mesti mengambil langkah apa.
- Kurang Dukungan
Alasan lainnya kenapa employee burnout terjadi karena karyawan merasa kurang dukungan atau minim apresiasi. Skala pencapaian setiap pekerja berbeda, semua berdasarkan kapasitasnya. Atasan sepatutnya memberikan apresiasi agar karyawan merasa dihargai.
- Tekanan Deadline
Deadline menjadi salah satu faktor penyebab para pekerja mudah merasa depresi dan kelelahan. Orang yang dikejar deadline terkadang disebabkan karena kelalaian pribadi atau juga tertekan karena harus mengikuti timeline atasan yang tidak masuk akal.
Kelima sebab di atas dapat menjadi pembelajaran bagi para HR dalam mengelola sumber daya manusia perusahaan. Sekalipun yang dicari adalah cuan, namun memperhatikan kebutuhan serta menyelesaikan permasalahan para pekerja merupakan hal penting.
Baca Juga: Cara Menangani Burnout Pada Saat WFH
Solusi untuk Mengatasi Karyawan Burnout
Setelah mengetahui berbagai permasalahan penyebab employee burnout, kini para HR harus merumuskan solusi mengatasinya. Solusi tepat memang bisa diberikan setelah HR mengetahui kebutuhan karyawan masing-masing, tapi pada umumnya solusinya begini:
- Diskusi
Berbicara secara empat mata dengan para karyawan langsung ketika mereka merasa kesulitan adalah sebuah bentuk kepedulian. Meluangkan waktu sejenak untuk mengetahui isi pikiran dan hati mereka akan berdampak besar pada psikologis para pekerja perusahaan.
- Menjaga Keseimbangan
Tingginya tekanan untuk menyelesaikan pekerjaan terkadang membuat karyawan merasa depresi. Untuk mengimbanginya, Anda bisa menciptakan permainan di sela-sela pekerjaan, mengajak makan siang bersama tanpa membahas pekerjaan, dan sebagainya.
- Memberikan Otonomi
Pemberian otonomi ini harus mempertimbangkan banyak hal, salah satunya kepercayaan Anda kepada karyawan untuk menuntaskan pekerjaan mereka. Memberikan otonomi sama dengan upaya untuk mencegah employee burnout karena jam kerja menjadi lebih fleksibel.
- Menunjukkan Penghargaan
Memberikan penghargaan atas dedikasi karyawan terhadap perusahaan sebenarnya merupakan hak para pekerja. Karena tanpa mereka, perusahaan tidak akan bisa berjalan, bahkan tidak bisa menghasilkan keuntungan sama sekali, apalagi mampu bersaing di pasar.
- Menghilangkan Stress
Terakhir, upaya mencegah dan mengatasinya bisa dengan menghilangkan stress. Contoh sederhananya saja adalah membiarkan para pekerja menggunakan waktu mereka pribadi di luar jam kantor. Misal, saat jam makan siang, saat akhir pekan, dan saat hari raya tertentu.
Sebagai atasan, terkadang Anda tidak sadar menjadi penyebab employee burnout melalui pertanyaan sederhana di akhir pekan terkait pekerjaan. Hal tersebut terkesan tidak penting, namun dapat mengganggu mood para pekerja dan merusak kinerja saat jam kantor.
Karyawan Seperti Ini Penting untuk Diperhatikan HR
Catatan penting untuk para HR adalah menciptakan lingkungan kerja senyaman mungkin untuk para pekerja. Mengetahui dan mengatasi permasalahan dari akarnya dapat memberikan solusi untuk mempertahankan kinerja positif para pekerja.
Ketika kinerjanya dapat terjaga secara baik maka dengan sendirinya bisa memberikan banyak dampak positif untuk perusahaan. Akhirnya, jika membicarakan cuan maka perusahaan bisa mendapatkan cuan lebih banyak melalui kinerja pekerja yang selalu maksimal.
Sementara jika membicarakan aset perusahaan, berupa karyawan maka upaya membunuh employee burnout dapat membuat mereka loyal tanpa diminta. Merasa bangga menjadi bagian dari perusahaan bisa membuat para pekerja menuntaskan tugas bahkan hal lainnya.
Sebagai atasan, alih-alih menekan dan meminta pekerja menyelesaikan tugasnya, sebaiknya memberikan dukungan dari sisi psikologis. Namun, kedekatan antara karyawan dengan atasan ini juga harus memperhatikan batas profesionalitas agar tidak kebablasan.
Semakin jeli HR melihat permasalahan, semakin tepat penyelesaian yang diberikan. Semakin cepat pula permasalahan dapat terselesaikan dan akhirnya perusahaan dapat keuntungan lebih banyak. Pertama, keuntungan materi dan kedua keuntungan loyalitas pekerja.
Membahas Tentang Kelelahan Mental dan Fisik
Penting untuk dipahami bahwa employee burnout juga bukan hanya terkait kelelahan mental atau hal yang berkaitan dengan psikologis. Kelelahan secara fisik juga dapat menjadi penyebab burnout dan harus diselesaikan dengan serius.
Kelelahan mental dapat dicegah melalui dukungan psikologis, sementara kelelahan fisik dapat dicegah melalui pemberian ruang serta waktu kepada karyawan beristirahat. Ini pentingnya ada rencana kerja agar semua dapat terselesaikan secara sistematis.
Jadi, ketika ada tugas serta tanggung jawab yang memang belum selesai pada waktunya, atasan memiliki alasan jelas menuntut karyawan. Namun, atasan juga harus membuat timeline yang masuk akal dengan melibatkan karyawannya langsung dalam penentuan.
Intinya adalah komunikasi, memahami satu sama lain agar atasan mengetahui kapasitas karyawan. Istilah employee burnout ini cukup serius, tidak bisa asal disematkan kepada pekerja yang memang malas dan kurang bertanggung jawab.
Leave Comment
Your email address will not be published, Required fields are marked